Yogyakarta, 14 Maret 2013
Di sms teman diajak makan siang, aku iyain tapi hanya menemani saja dan dibungkus.
Cahya : “Makan dimana?”
Teman : “Lesehan Al…, harganya murah kok, aku makan nasi ayam plus minum itu cuma habis 10 ribu, ga bikin zonk.”
Cahya : “Zonk? Apaan itu?”
Teman : “Kalau habis makan langsung kaget dengan total beayanya, karena tidak ada daftar harga.”
Cahya : “Oh iya, kayak waktu makan di lesehan pinggir jalan dulu itu, aku cuma makan lauk tahu, tempe, dan … yang biasanya di tempat makanan langganan cuma habis 7.500 tapi itu habisnya di atas 10 ribu.”
Teman : “Oh iya ya yang itu.”
Beaya makan di lesehan Al…, temanku habis 21 ribu, aku habis 19 ribu.
Malem harinya disms teman.
Teman : “Cahya kok ayam kampungnya mahal banget!! Zonk banget ini”
Cahya : “Ayam kampung memang harganya jauh lebih mahal daripada ayam biasa, gede juga kok ayamnya, masih wajarlah.”
Teman : “Ada ga itu ayam kampung harganya 17 ribu.”
Kebiasaanku kalau membeli sesuatu aku cek harganya, walaupun tidak dapat nota, tapi mataku selalu melihat kalkulator atau mesin kasir, dan ingatanku cukup tajam.
Kukasih perinciannya makan temanku secara utuh kenapa biaya makannya sampai 21 ribu, sampai akhirnya dia paham dan meng ok kan dengan tenang dan senang :).
Kosa kata baru ini, zonk…
aku tahu kata zonk di game kuis tv 🙂 kalau harga ayam kampung memang mahal ya
Hehehehe…. saya baru tahu ada kata zonk yg artinya sama dengan kaget, mungkin begitu ya? hihihi… malah balik nanya 🙂