Alhamdulillah Masih Ada yang Dengar

Kalau dibilang saya sudah menjadi Hero, akan saya jawab dengan sangat jujur, masih jauh. Kejadian ini sebenarnya baru saya sadari seminggu yang lalu, kalau saya ternyata bernilai dan berharga. Di tahun 2012 ini kebetulan ada beberapa orang yang mengkritik secara frontal ke saya, setiap ketemu selalu mencari kekurangan dan kesalahan saya secara terus menerus, kesannya saya tidak punya kelebihan apapun! Dan yang menjadi masalah saya terpengaruh, saya merasa diri saya zero, terlalu banyak kekurangan sehingga saya melupakan kalau begitu banyak nikmat yang Allah berikan ke saya, dan PASTI saya memiliki kelebihan.

Kejadiannya waktu seorang teman main ke kos saya, dia cerita kalau Ari ambil S2 di kampusnya. Lalu saya cerita, itu sebelum Ari lulus S1 di kampus saya, ia menanyakan pendapat ke saya untuk memilih melanjutkan kuliah S2nya, dan saya sarankan jangan di kampus saya, tapi di kampus M. Dan sudah dua orang yang saya sarankan jangan melanjutkan S2 di kampus saya tetapi di kampus M, dan mereka mengikuti saran saya. Terucap kata dari teman saya “Alhamdulillah masih ada yang dengar”. Sedikit kaget dengan ucapan teman saya tapi itu justru membuat saya introspeksi ke diri saya sendiri.

Kembali mengingat masa lalu

1. Ada seorang teman pria kebetulan waktu itu saya lagi ingin main ke kosnya numpang internetan gratis, tiba-tiba dia cerita Cahya aku tadi mau bunuh diri tapi kamu dateng (teman saya habis putus cinta, nyesel sudah mutusin pacarnya). Saya cuek aja sambil lanjutin main internet bilang “Bego kamu.”(beberapa orang yang mengenal saya secara pribadi mungkin tahu kalau saya memiliki karakter yang tegas/kasar/keras/galak dan semacamnya, sedikit tidak sesuai dengan muka saya yang berwajah lembut).

Saya : “Kalau aku jadi cewekmu, aku tahu kamu hanya masalah sepele (putus cinta) gini bunuh diri, beuh sujud syukur aku putus dari kamu. Tidak mikir apa perasaan orang tuamu kalau tahu anaknya meninggal dengan cara bunuh diri, masalah putus cinta apalagi, malu-maluin. Terus kamu udah mati ya ceweknya tinggal cari cowok baru, kamu bikin malu dan kecewa orang tua kalau anaknya mati karena bunuh diri akibat putus cinta apalagi kalau dipasang dikoran, ih nggak banget.” #tanpa menoleh ke arah teman saya, tetep asyik main internetan. Pas pamitan pulang sudah puas main internetan gratis, dia bilang “terima kasih Cahya, untung aku punya teman kayak kamu.”

2. Ada seorang Supervisor di tempat saya magang kerja, dia curhat panjang lebar sampai menangis, dari permasalahan yang dia ceritakan, saya memberikan saran untuk dia keluar dari perusahaan tersebut, dan dia menuruti saran saya, diantara banyak yang mendukung dia untuk tetap bertahan di perusahaan tersebut mulai dari partner magang saya, rekan kerja, Manager HRD, termasuk ayahnya, saya pun memberikan second opinion dari Psikolog yang sudah banyak pengalaman yaitu ayah dan dosen saya yang memberikan saran agar ia tetap bertahan, tapi ia memilih mengikuti saran dari saya. Sebelum mengundurkan diri buat lamaran kerja yang banyak, shalat dhuha-tahajud-nya dikencengin lalu selama seminggu shalat istikharah minta petunjuk tapi hati kamu harus netral dulu dalam memilih. Tidak dalam waktu sebulan ia mengundurkan diri, ia sudah diterima di sebuah perusahaan yang gajinya jauh lebih tinggi dari sebelumnya, dan saya masih terus kontrol dia dan Alhamdulillah sekarang kelihatan sekali kalau dia sudah bahagia.

Sebenarnya kalau diingat-ingat masih banyak cerita orang-orang yang mau mendengarkan nasihat/saran saya, bahkan termasuk beberapa orang yang selalu mencari celah kekurangan dan kesalahan saya itupun sering curhat ke saya dan beberapa kali mengikuti saran saya. Alhamdulillah, ternyata saya masih bisa memberi manfaat ke orang lain, walaupun belum jadi Hero, tapi setidaknya saya bukan Zero.

5 pemikiran pada “Alhamdulillah Masih Ada yang Dengar

  1. Kalau kata2 saya pastinya banyak yang masih mau mendengarkan karena kalau nggak didengar pasti nilai Matematikanya jelek…. 😀
    Itulah untungnya guru, kata2nya banyak yg mau dengar…

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam maka akan saya hapus. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.