Habis Kesal, Terbitlah Happy

Jogjakarta, 17 Desember 2014

Ada kejadian di pagi hari yang membuat saya sebal saat mau pergi ke pasar.

Sore hari ke Hotel Ibis Jogjakarta untuk menemui sepupu dan keponakan dari Jakarta.

Televisi Hotel Ibis Jogja

Televisi Hotel Ibis Jogja

Tanya lah ke bagian Front Office Hotel Ibis Jogjakarta. Ibu DP dari Jakarta, kamar nomor berapa? 719. Bapak Front Office tanya mau ditelepon dulu? Ga usah, saya sudah janjian.

Naik lift lah itu, eh sampai depan kamar ngetuk pintu, ga ada yang bukain pintu. Sms mbak D, mbak aku sudah depan pintu kamar hotel. Mbak D bilang tunggu di lobi, lagi belanja di Malioboro.

Nunggu lah di lobi hotel. Lobi-nya keren lho. Sofa-nya juga agak nyaman, tapi ga empuk banget. Ga lama kemudian mbak D dateng, tapi ga ada Alif dan Naura. Ternyata mereka masih pada belanja.

Ditawarin sama mbak D makan brownies dari Bandung, ih Bandung itu makanan kue-kue memang rasanya enak banget.

brownies dari Bandung

brownies dari Bandung

Maghrib, kami giliran shalat. Setelah itu siap-siap cari makan malam. Oya, di hotel, mbak D nanya mau makan di mana? Saya dan Naura kompak bilang terserah, yang penting nasi. Akhinya mbak D dan Alif berembug mau makan di mana. Keputusan akhirnya ditentukan makan di Prawirotaman, ViaVia. Uh, tempat makan para turis asing di Jogja, yang harganya pun harga turis. Untuk orang Jogja, apalagi anak kos bisa dibilang mahal beud. Kalau harga makanan mungkin hampir sama dengan harga makanan di Solaria Amplaz, kisaran 25 ribu ke atas.  Masuk akal juga dengan melihat porsinya yang besar. Namun harga minumannya, teh saja 8 ribu. Rasa makanan, biasa saja. Mungkin mengikuti selera turis. Sambal tidak begitu pedas. Kuahnya capcay juga tidak berasa asin maupun penyedap rasa yang terlalu banyak.

Ini porsi vegetable capcay. Saya pesan minum es green tea, harganya  ribu. :)

Ini porsi vegetable capcay. Saya pesan minum es green tea, harganya 9 ribu. 🙂

Terus terang dari dulu saya ingin merasakan makan di daerah Prawirotaman, berasa elit saja.

Foto di Restoran. Keponakan usia 10 tahun dan Tante. Tinggi badan hampir sama.

Foto di Restoran. Keponakan usia 10 tahun dan Tante. Tinggi badan hampir sama.

Naura dan mbak D pada belanja. Namanya masih anak-anak, belinya mainan. Boneka jari dan kapal-kapal-an ala Sekaten. Ouch no, harga kapal-kapal-an ini kalau di Sekaten hanya 10 ribu, tapi di sana dijual 20 ribu, lagi-lagi harga turis asing.

Keponakan main ayunan.

Keponakan main ayunan.

Lihat bungkusan koran yang dipegang kencang. Itulah mainan yang dibeli Naura. Tantenya ga boleh pegang.

Mampir hotel. Foto pakai kamera polaroid warna pink, sama Naura.

Warna kameranya cantik ya :)

Warna kameranya cantik ya 🙂

Hasil foto pakai kamera Polaroid

Hasil foto pakai kamera Polaroid di Hotel Ibis Jogjakarta, kamar 719.

Mbak D ngasih brownies dan snack kacang gitu, pakai tas WWF. Dulu mbak D, pernah kerja di WWF.

Foto0338

Selanjutnya pamitan pulang.

Sampai di tempat tidur kos-an, saya mikir tadi pagi saya sempat sebal banget sama orang. Ketemu saudara eh sejak itu lupa sebalnya. Saya jadi mikir bergaul dengan orang yang happy, saya ikutan jadi happy. Ketemu dengan orang yang hidupnya tidak happy, saya ikut dibuat tidak happy. Lagi-lagi belajar pentingnya memilih pergaulan. 🙂

Satu pemikiran pada “Habis Kesal, Terbitlah Happy

Tinggalkan Balasan ke Lidya Batalkan balasan